Daarul Qur'an Surakarta

Author name: admin

Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an Surakarta (DQS) menjadi tuan rumah Forum Silaturahmi Ulama dan Umaro se-Soloraya.

  Pada Sabtu, 10 Mei 2025, Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an Surakarta (DQS) berperan sebagai tuan rumah dalam Forum Silaturahmi Ulama dan Umaro se-Soloraya. Acara yang berlangsung di Masjid Ahmad Maryam dan Masjid Al Kahfi ini dihadiri oleh lebih dari 400 tokoh agama, pejabat pemerintah, dan aktivis dakwah dari seluruh wilayah Soloraya.(Gugatnews, KOMPASIANA) Peran DQS dalam Forum Silaturahmi Sebagai lembaga pendidikan Islam yang berfokus pada penghafalan Al-Qur’an dan pengembangan karakter, DQS memiliki komitmen kuat dalam membangun ukhuwah Islamiyah dan memperkuat peran ulama dalam masyarakat. Kegiatan silaturahmi ini menjadi wadah strategis untuk mempererat hubungan antar ulama dan umaro, serta membahas isu-isu keumatan dan kebangsaan. Pimpinan DQS, Al-Mukarrom KH. R. Ahmad Muhamad Mustain Nasoha, S.H., M.H., M.A., yang juga menjabat sebagai Ketua Komisi Fatwa MUI Surakarta dan Pengurus PWNU Jawa Tengah, turut aktif dalam menyampaikan pesan-pesan penting mengenai pentingnya kolaborasi antara ulama dan umaro dalam membangun peradaban Islam yang rahmatan lil ‘alamin.(KOMPASIANA) Isi dan Tujuan Forum Forum ini bertujuan untuk: Memperkuat sinergi antara ulama, umaro, dan masyarakat dalam menghadapi tantangan zaman. Membahas strategi dakwah yang efektif dan relevan dengan kondisi sosial-politik saat ini. Meneguhkan komitmen bersama dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Mendorong peran aktif pesantren dalam pembangunan karakter bangsa. Selain itu, forum ini juga menjadi momentum penting bagi DQS untuk menunjukkan kontribusinya dalam dunia pendidikan Islam dan dakwah sosial. Dampak Positif bagi Masyarakat Kegiatan ini memberikan dampak positif, antara lain: Meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya peran ulama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Mendorong partisipasi aktif dalam kegiatan keagamaan dan sosial. Memperkuat jaringan dakwah antar pesantren dan lembaga keagamaan di Soloraya. Dengan menjadi tuan rumah dalam forum silaturahmi ini, DQS tidak hanya menunjukkan kapasitasnya sebagai lembaga pendidikan, tetapi juga sebagai pusat peradaban Islam yang berkontribusi nyata dalam membangun masyarakat yang berakhlak mulia dan berjiwa nasionalis.(pesantrentahfizhdqs.id) Melalui kegiatan seperti ini, DQS berharap dapat terus memperkuat peran ulama dan pesantren dalam membimbing umat menuju kehidupan yang lebih baik dan penuh berkah.

Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an Surakarta (DQS) menjadi tuan rumah Forum Silaturahmi Ulama dan Umaro se-Soloraya. Read More »

Pimpinan Ponpes Daarul Qur’an Surakarta KH. Mustain Nasoha Melakukan Khatamkan Kajian Fathul Mu’in di Masjid Agung Sukoharjo

Sukoharjo, 12 Mei 2025 — Suasana khidmat dan penuh kebahagiaan menyelimuti Masjid Agung Sukoharjo pada Senin malam (12/5), ratusan jamaah berkumpul dalam acara Khataman Pengajian Kitab Fathul Mu’in dengan penjelasan dari Kitab I’anatut Thalibin. Acara ini menjadi penanda berakhirnya rangkaian kajian intensif kitab fiqih klasik bermazhab Syafi’i yang telah berlangsung selama empat tahun sejak dimulai pada tahun 2021. Kitab Fathul Mu’in karya Syekh Zainuddin Al-Malibari bukanlah kitab sembarangan. Ia merupakan rujukan penting dalam kajian fiqih Syafi’iyyah dan telah menjadi bagian dari kurikulum berbagai pesantren dan kajian ilmiah di Nusantara. Kajian ini diasuh oleh KH. Ahmad Muhamad Mustain Nasoha, Pengasuh Pondok Pesantren Darul Qur’an Surakarta. Ketekunannya dalam menelaah dan mengajarkan kitab kuning menjadikan beliau salah satu rujukan penting dalam diskursus fiqih dan hukum Islam di wilayah Jawa Tengah. Sebelum menutup kajian Fathul Muin ini, KH. Mustain Nasoha menyampaikan bahwa dirinya pernah mengaji Kitab Fathul Mu’in secara langsung di dua pesantren besar, yaitu Pondok Pesantren Lirboyo Kediri dan Pondok Pesantren Fathul Ulum Kwagean Kediri. “Saya mengajar kitab ini selalu berusaha persis sebagaimana saya mengaji langsung dari para masyayikh di dua pesantren tersebut. Namun setiap penjelasan saya lengkapi dengan contoh-contoh kejadian nyata yang terjadi di tengah masyarakat saat ini,” ujar beliau. Sebagai bentuk respons terhadap dinamika zaman, KH. Mustain Nasoha kerap menyisipkan pembahasan fiqih kontemporer saat menjelaskan matan klasik. Misalnya, ketika menjelaskan bab jual beli, beliau mengaitkannya dengan hukum transaksi kripto atau aset digital. Dalam pembahasan fiqih seputar perubahan bentuk tubuh, beliau tidak segan membahas fenomena operasi face-off atau transplantasi wajah. Begitu juga saat membahas bab nasab dan keturunan, beliau menyisipkan bahasan mengenai hukum bayi tabung dan fertilisasi in vitro (IVF) dari sudut pandang berbagai madzhab. Mustain juga tidak menutup diri terhadap keragaman pandangan ulama. Di berbagai kesempatan, penulis Kitab Ushul Fiqih Empat Madzhab yang berjudul Raudlul Badhi’ini menyampaikan pendapat dari madzhab lain untuk memperkaya perspektif jamaah. “Tujuan saya adalah agar jamaah tidak sempit dalam bermazhab, tidak fanatik buta, dan mampu memahami perbedaan sebagai kekayaan umat. Tapi saya tetap menekankan bahwa dalam konteks masyarakat Indonesia yang mayoritas bermadzhab Syafi’i, pendapat Syafi’iyyah hendaknya diutamakan dalam kehidupan sehari-hari,” jelas beliau. Pendekatan ini menunjukkan bahwa KH. Mustain tidak hanya mengajarkan fiqih secara tekstual, tapi juga kontekstual—yakni menyambungkan khazanah klasik pesantren dengan realitas kekinian. Dengan demikian, kajian Fathul Mu’in bukan hanya menjadi pelajaran fiqih, melainkan juga ruang dialog antara tradisi dan tantangan zaman. Sebagai penutup dari rangkaian kajian yang telah berlangsung selama empat tahun ini, KH. Mustain Nasoha membacakan silsilah sanad keilmuan Kitab Fathul Mu’in, dari para guru beliau di Lirboyo dan Kwagean, hingga bersambung kepada pengarang kitab, yaitu al-‘Allamah al-Faqih asy-Syafi’i Syekh Zainuddin al-Malibari. Setelah pembacaan sanad tersebut, beliau mengijazahkan secara resmi sanad Fathul Mu’in kepada seluruh jamaah yang hadir, sebagai bentuk kesinambungan ilmu dan bagian dari tradisi keilmuan Ahlussunnah wal Jamaah yang luhur. Acara khataman kali ini terasa istimewa, karena dihadiri oleh berbagai kalangan—dari para ta’mir Masjid Agung, para ustaz dan guru ngaji dari berbagai kecamatan di Kabupaten Sukoharjo, hingga tokoh-tokoh sepuh yang telah lama menjadi penjaga tradisi keilmuan di wilayah ini. Hadir pula dua sesepuh Masjid Agung yang dihormati, KH. Khoirul Anwar dan KH. Gufron, yang turut memberikan nuansa keberkahan dalam suasana malam itu. M. Joko Purwanto, S.E., selaku perwakilan pengurus DKM Masjid Agung Sukoharjo, menyampaikan rasa syukur atas berjalannya kajian ini secara istiqamah selama empat tahun terakhir. “Bukan perkara mudah menjaga semangat kajian rutin dalam kurun waktu yang panjang. Ini semua adalah karunia dari Allah dan buah dari keikhlasan KH. Mustain Nasoha beserta seluruh jamaah yang setia menghadiri kajianseninmalam Selasa,” ujar beliau dalam sambutannya. Sebagai informasi tambahan, “Takmir Masjid Agung Sukoharjo menyampaikan bahwa mulai Senin pekan depan, kajian rutin akan dilanjutkan dengan pengajian Kitab Kanzur Rāghibīn ( Mahalli ) karya Imam Jalaluddin al-Mahalli. Kitab ini dikenal sebagai salah satu syarah penting dalam fikih bermadzhab Syafi’i yang memiliki kedalaman pembahasan dan kekayaan referensi klasik. Diharapkan, dengan dimulainya kajian kitab ini, semangat para jamaah dalam menuntut ilmu akan semakin meningkat, dan tradisi keilmuan di Masjid Agung Sukoharjo dapat terus hidup serta berkembang secara berkesinambungan.” Pungkasnya, yang juga pengurus Baznas Kabupaten Sukoharjo ini. Sementara itu, Prof. Dr. KH. Toto Suharto, M.Ag., selaku Ketua Ta’mir Masjid Agung Sukoharjo sekaligus Rektor UIN Raden Mas Said Surakarta, menyampaikan rasa terima kasih yang tulus atas kontribusi dan dedikasi KH. Mustain Nasoha dalam membersamai jamaah selama empat tahun terakhir melalui kajian rutin Kitab Fathul Mu’in. Dalam kesempatan tersebut, beliau menyampaikan bahwa kehadiran dan ketekunan KH. Mustain dalam mengajar kitab kuning tidak hanya menghidupkan tradisi intelektual Islam di lingkungan masjid, tetapi juga menjadi penyejuk spiritual yang sangat dibutuhkan oleh umat di tengah tantangan zaman yang serba cepat dan dangkal. Ia juga menyampaikan komitmennya untuk meneruskan komunikasi dengan bagian dakwah Masjid Agung, agar upaya-upaya pembinaan dan pendampingan terhadap jamaah bisa terus dilanjutkan dan diperkuat. Menurutnya, masjid harus menjadi rumah besar ilmu pengetahuan dan pembinaan akhlak umat, tempat di mana masyarakat tidak hanya menemukan ketenangan ibadah, tetapi juga mendapatkan asupan ilmu yang mendalam, moderat, dan kontekstual. Acara ditutup dengan makan bersama yang disediakan oleh pengurus masjid.

Pimpinan Ponpes Daarul Qur’an Surakarta KH. Mustain Nasoha Melakukan Khatamkan Kajian Fathul Mu’in di Masjid Agung Sukoharjo Read More »

Ponpes Daarul Qur’an Surakarta Study Tour dan Ziarah ke Makam Sunan Ampel dan KH. Hasan Gipo

Surakarta, 14 April 2025 – Dalam rangka merayakan usia ke-17, Pondok Pesantren Daarul Qur’an Surakarta menggelar kegiatan Studi Tour dan ziarah ke makam dua tokoh besar Islam yang sangat berpengaruh di Nusantara, yaitu Sunan Ampel dan KH. Hasan Gipo, Ketua Umum pertama Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Rombongan ziarah yang dipimpin oleh KH. Ahmad Muhammad Mustain Nasoha, Pimpinan Pondok Pesantren Daarul Qur’an Surakarta dan juga Pengurus Lembaga Penyuluhan dan Bantuan Hukum Nahdlatul Ulama Jawa Tengah, terdiri dari para mudir, kepala sekolah, dewan asatidz, serta santriwan dan santriwati. Kegiatan ini berlangsung dengan suasana penuh khidmat dan kekhusyukan. Menurut Drs. H. Adib Aji Putra, Ketua Yayasan Daarul Qur’an Surakarta, kegiatan ziarah ini merupakan bentuk rasa syukur atas perjalanan pesantren yang sudah mencapai usia 17 tahun. Ia menekankan bahwa momen ini bukan hanya sekadar acara rutin, tetapi juga sebagai penguatan nilai spiritual dan perjuangan, di mana para santri diharapkan dapat mengambil hikmah dari keteladanan kedua tokoh besar yang diziarahi. Ust. Zainul Majdi, Mudir Pondok Pesantren Daarul Qur’an, menambahkan bahwa ziarah ini lebih dari sekadar kunjungan, tetapi merupakan suatu upaya untuk menyambung sanad ruhani dan perjuangan dari para ulama besar, terutama Sunan Ampel dan KH. Hasan Gipo, yang tidak hanya dikenal sebagai ulama dengan ilmu yang luas, tetapi juga sebagai pejuang bangsa yang gigih. Nur Harihadi, M.Pd., Kepala SMP Daarul Qur’an Surakarta, memandang kegiatan ini sebagai sarana yang sangat efektif dalam pendidikan karakter. Nilai-nilai seperti adab, penghormatan terhadap ulama, serta semangat kebangsaan yang diwariskan para tokoh besar ini, dapat menjadi bekal yang sangat berharga bagi santri dalam menjalani kehidupan mereka. Ust. Mahfudin, Ketua Panitia, menyampaikan apresiasi kepada semua pihak yang telah mendukung kelancaran kegiatan ini. Ia berharap ziarah seperti ini bisa menjadi agenda tahunan yang tidak hanya menjadi napak tilas spiritual, tetapi juga sebagai pengingat akan sejarah perjuangan yang harus terus diingat dan diteruskan. Ahmad Muhammad Mustain Nasoha dalam nasehatnya menegaskan bahwa menziarahi makam Sunan Ampel dan KH. Hasan Gipo bukan sekadar perjalanan fisik, tetapi sebuah perjalanan batiniah yang menghubungkan diri dengan sejarah panjang perjuangan ulama. “Kita datang bukan hanya untuk melihat makam atau batu nisan, tetapi untuk menyerap semangat perjuangan dan meneladani keteladanan mereka,” ujarnya. Mengutip Imam al-Ghazālī, beliau menyampaikan bahwa orang yang telah meninggal mendapat manfaat dari doa orang yang masih hidup dan mengetahui siapa yang menziarahinya. “Ketika kita menziarahi makam para ulama besar ini, kita hadir dalam rel spiritual bersama mereka,” tambah KH. Mustain. Beliau juga mengingatkan pentingnya meneladani Walisongo, terutama Sunan Ampel, yang dakwahnya tidak hanya mengedepankan ilmu, tetapi juga mengutamakan kelembutan dan kearifan dalam berinteraksi dengan masyarakat. Sementara KH. Hasan Gipo, menurut KH. Mustain, adalah seorang ulama yang tidak hanya mendalami ilmu agama, tetapi juga sangat berperan dalam membangun fondasi kebangsaan yang kuat. Mustain menutup dengan kalimat yang sangat menginspirasi: “Ziarah ini bukanlah akhir, tetapi awal dari tekad kita untuk meneruskan perjuangan para pendahulu kita, yang telah menunjukkan jalan untuk membangun Islam yang damai, berilmu, dan cinta tanah air.” Setelah melaksanakan ziarah, rombongan Pondok Pesantren Daarul Qur’an Surakarta melanjutkan perjalanan dengan kegiatan Studi Tour atau Rihlah Ilmiah ke Malang. Dalam perjalanan ini, mereka mengunjungi beberapa destinasi edukatif yang memperkaya wawasan dan pengalaman para santri. Salah satu tujuan utama adalah Jatim Park 1, sebuah taman wisata edukasi yang tidak hanya menawarkan kesenangan, tetapi juga pengetahuan tentang ilmu pengetahuan alam, teknologi, serta berbagai budaya yang menarik. Para santri diajak untuk mempelajari berbagai konsep sains dan teknologi dalam suasana yang menyenangkan dan interaktif. Selain itu, rombongan juga mengunjungi Museum Angkot, sebuah museum unik yang menampilkan koleksi kendaraan klasik dan antik, terutama angkutan umum tradisional yang memiliki nilai sejarah dan budaya yang tinggi. Museum ini memberikan pelajaran tentang perkembangan transportasi di Indonesia, serta memperkenalkan berbagai kendaraan yang pernah menjadi bagian penting dalam sejarah masyarakat Nusantara. Di tempat ini, santri tidak hanya mendapatkan pengetahuan tentang transportasi, tetapi juga tentang bagaimana sebuah benda atau teknologi bisa mencerminkan peradaban dan kemajuan suatu bangsa. Kegiatan Rihlah Ilmiah ini semakin lengkap dengan kegiatan petik apel di salah satu kebun apel di Malang. Kegiatan petik apel ini tidak hanya sebagai pengalaman menyenangkan, tetapi juga mengajarkan pentingnya ketekunan dan kesabaran dalam bercocok tanam. Para santri diajak untuk merasakan langsung bagaimana proses pertanian berjalan, serta bagaimana hasil yang baik dapat diperoleh dengan kerja keras dan perawatan yang tepat. Selain itu, kegiatan ini juga menjadi momen yang menyenangkan bagi seluruh anggota rombongan, mempererat hubungan antar sesama santri, asatidz, dan seluruh keluarga besar Pondok Pesantren Daarul Qur’an Surakarta. Kegiatan Studi Tour ini, selain menambah kekayaan pengalaman santri, juga memberikan kesempatan bagi mereka untuk memperkuat semangat belajar. Dengan mengunjungi berbagai tempat yang menawarkan wawasan dan pengetahuan baru, santri diharapkan dapat semakin terbuka dengan dunia luar, serta memiliki perspektif yang lebih luas mengenai berbagai bidang kehidupan. Selain itu, kegiatan ini juga mempererat hubungan antara anggota keluarga besar Pondok Pesantren Daarul Qur’an Surakarta, membangun kebersamaan, dan saling mendukung dalam proses pendidikan dan pengembangan diri. Peringatan milad ke-17 Pondok Pesantren Daarul Qur’an Surakarta ini menjadi momentum penting untuk terus merefleksikan perjalanan dakwah pesantren dan semakin meneguhkan komitmen untuk mendidik generasi Qur’ani yang berlandaskan ilmu, damai, dan cinta tanah air.

Ponpes Daarul Qur’an Surakarta Study Tour dan Ziarah ke Makam Sunan Ampel dan KH. Hasan Gipo Read More »

KH. Mustain Nasoha, Pimpinan Darul Qur’an Surakarta, Luncurkan 17 Karya Buku dan Kitab Keislaman

Pada Senin, 27 Januari 2025, di Hotel Dana, Kota Surakarta, KH Ahmad Muhammad Mustain Nasoha, seorang ulama dan pemikir keislaman terkemuka, meluncurkan 17 kitab dan buku yang mencakup berbagai bidang ilmu agama. Buku-buku ini menyentuh beragam aspek penting dalam kajian Islam, seperti ushul fiqh, tafsir, aqidah, nahwu, serta isu-isu kontemporer yang relevan dengan tantangan zaman saat ini. Peluncuran karya-karya ini menandai pencapaian besar dalam perjalanan intelektual KH Mustain Nasoha, yang selama ini dikenal sebagai Pimpinan Dewan Asatidz di Pesantren Tahfidz Darul Qur’an. Setiap karya yang diluncurkan tersebut merupakan hasil dari proses panjang penulisan yang dilakukan dengan penuh dedikasi dan kecintaan terhadap ilmu. KH Mustain Nasoha menyampaikan bahwa tujuan utama dari karya-karyanya ini adalah untuk memperkaya khasanah keilmuan Islam serta memberikan manfaat yang luas bagi umat Islam, baik di Indonesia maupun di seluruh dunia. Dalam kesempatan tersebut, beliau menjelaskan bahwa penulisan kitab-kitab tersebut dilakukan dengan penuh istiqamah, meski dengan jadwal yang padat sebagai pengajar dan penceramah. Setiap malam, beliau menyisihkan waktu dari pukul 01.00 hingga 03.00 dini hari untuk menulis, setelah sebelumnya mengajar para santri dan mengisi berbagai pengajian di masyarakat sepanjang tahun 2024. Salah satu karya yang paling menonjol dalam peluncuran kali ini adalah kitab Rawd al-Badi’ fi Ikhtilafat al-Usul bayna al-Madhahib al-Arba’ah, yang setebal 115 halaman. Kitab ini hadir sebagai kontribusi signifikan dalam perbandingan ushul fiqh di antara empat mazhab besar Islam, dengan pendekatan yang aplikatif dan mudah dipahami oleh kalangan pesantren maupun masyarakat luas. Dalam proses penulisan kitab ini, KH Mustain Nasoha mengumpulkan berbagai referensi berharga dari perpustakaan Masjidil Haram, menjadikan karya ini bukan hanya hasil kajian mendalam, tetapi juga memiliki otoritas yang kuat dalam tradisi ilmiah Islam. Selain itu, Tuhfah al-Raghb fi Sharh al-Taqrib (518 halaman), sebuah ulasan terhadap Kitab Taqrib, teks fiqh klasik, memberikan pemahaman yang lebih mudah mengenai berbagai aspek ibadah dan hukum kehidupan sehari-hari. KH Mustain juga menulis Mishkat al-Fakhriyah fi Anwar Hayat al-Shaykh Fakhr al-Razi (143 halaman), yang bukan hanya memuat biografi guru beliau, KH Fahrurrozi Mikhdhol, tetapi juga mengungkapkan ajaran-ajaran utama yang diwariskan kepada murid-muridnya. Dalam bidang nahwu, Kashf al-Masalik fi I’rab Alfiyyah Ibn Malik (717 halaman) menjadi syarah mendalam terhadap karya Alfiyyah Ibn Malik, sementara Durrah al-Najiyah Sharh al-Ajurumiyyah (160 halaman) menyederhanakan penjelasan dasar-dasar nahwu untuk pembaca yang lebih luas. Selain karya-karya klasik tersebut, KH Mustain juga menulis buku kontemporer seperti Nahdlatul Ulama: Sejarah, Peran, dan Pengaruh di Indonesia (150 halaman), yang mengulas kontribusi besar NU dalam sejarah Indonesia, serta Pancasila: Pilar Ideologi dalam Struktur Hukum dan Konstitusi Indonesia (220 halaman), yang membahas pengaruh Pancasila dalam membentuk sistem hukum dan tata negara di Indonesia. Karya-karya lainnya, seperti Dasar-Dasar Hukum Tata Negara (114 halaman), Hukuman Mati: Telaah Kritis Perbandingan Hukum (112 halaman), dan Teknologi Biogas di Indonesia: Pemanfaatan, Tantangan, dan Tinjauan Hukum Islam (100 halaman), menunjukkan perhatian KH Mustain terhadap isu-isu terkini dengan pendekatan hukum Islam. Dalam sambutannya, Ketua MUI Surakarta, KH Abdul Aziz Ahmad, memberikan apresiasi tinggi kepada KH Mustain, menyebutnya sebagai ulama yang memiliki wawasan mendalam dan keberanian untuk menuliskan gagasan-gagasannya melalui karya-karya ilmiah. Beliau berharap, karya-karya ini tidak hanya menjadi referensi ilmiah, tetapi juga warisan berharga bagi generasi mendatang. Ketua PAKKIS Kementerian Agama Surakarta, KH Encep Muhammad Ilham, juga menyampaikan penghargaan atas kontribusi KH Mustain dalam memperkaya khazanah keislaman, baik di pesantren maupun di lembaga pendidikan umum. Karya-karya ini diharapkan dapat menjadi sumber pembelajaran yang mendalam bagi umat dan memperkuat pemahaman agama yang moderat serta berbasis ilmu. Acara peluncuran ini tidak hanya dihadiri oleh para ulama dan akademisi, tetapi juga oleh pengasuh pondok pesantren, lembaga pendidikan, serta organisasi kemasyarakatan Islam se-Soloraya, yang menunjukkan betapa pentingnya kontribusi KH Mustain Nasoha dalam perkembangan keilmuan Islam di Indonesia. Melalui karya-karyanya yang telah diluncurkan, KH Mustain Nasoha tidak hanya memperkaya ilmu pengetahuan, tetapi juga memberikan sumbangsih besar bagi pengembangan pemahaman keislaman yang lebih luas dan menyeluruh. Karya-karya ini diharapkan dapat menjadi pedoman bagi para penuntut ilmu, baik di pesantren maupun di masyarakat, dalam memperdalam ajaran agama Islam yang moderat, inklusif, dan penuh rahmat. Dengan semangat untuk terus menulis dan berkarya, KH Mustain Nasoha mengajak umat Islam untuk terus menimba ilmu dan memperkuat keimanan dalam menghadapi tantangan zaman.

KH. Mustain Nasoha, Pimpinan Darul Qur’an Surakarta, Luncurkan 17 Karya Buku dan Kitab Keislaman Read More »

KH. Mustain Nasoha, Pengasuh Ponpes Darul Qur’an Surakarta, Beri Pengajian Umum di Masjid Fadhlurrahman UMS

Pengasuh Pondok Pesantren Darul Qur’an Surakarta, KH. A. M. Mustain Nasoha, MH., AH., memberikan pengajian umum di Masjid Fahdulrohman Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) pada Sabtu, 26 April 2025. Kegiatan ini menjadi bagian dari program spesial kampus dalam memperkuat nilai-nilai keislaman dan memperdalam pemahaman mahasiswa serta civitas akademika terhadap pentingnya istiqomah dalam kehidupan. Dalam tausiyahnya, KH. Mustain Nasoha membawakan tema “Ketika hati terasa resah, dan pikiran penuh sesak oleh kekhawatiran serta bayang-bayang masa depan, ingatlah satu hal yang pasti: Allah selalu bersamamu.” Mustain Nasoha mengatakan bahwa Allah berfirman dalam Al-Qur’an, “Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar” (QS. Al-Baqarah: 153). Imam Al-Qurthubi dalam Tafsir Al-Qurthubimenjelaskan bahwa kebersamaan Allah dalam ayat ini adalah kebersamaan yang khusus, yakni mengandung makna pertolongan, dukungan, dan bantuan-Nya, bukan sekadar pengetahuan-Nya terhadap makhluk (Jilid 2, hlm. 274). Maka, saat rasa takut dan overthinking menguasai, jangan biarkan dirimu merasa sendiri. Di setiap helaan nafasmu, di setiap keresahan yang tak mampu kau ungkapkan, ada Allah yang membersamai. Allah pun mengajarkan obat bagi hati yang sesak: dzikir dan shalat. Allah berfirman, “Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenang” (QS. Ar-Ra’d: 28). Dalam Tafsir Ibn Katsir, beliau menegaskan bahwa hati manusia tidak akan pernah benar-benar tenteram dengan sesuatu selain mengingat Allah (Jilid 4, hlm. 460). Maka, jangan biarkan hatimu mencari ketenangan dalam dunia yang fana. Hentikan sejenak semua hiruk pikuk pikiran, sujudlah, berzikir, baca Al-Qur’an, dan rasakan bagaimana beban beratmu perlahan diangkat oleh-Nya. Patah hati, meski terasa pedih, sejatinya adalah bagian dari ujian yang Allah berikan untuk menguatkan iman kita. Allah berfirman, “Dan sungguh Kami akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar” (QS. Al-Baqarah: 155). Imam Al-Ghazali dalam Ihya Ulumiddin menulis bahwa bala’ atau ujian adalah sunnah Allah terhadap hamba-hamba-Nya yang dicintai. Bila seseorang sabar dan ridha dalam menghadapi ujian itu, itu adalah tanda bahwa ia berada dalam cinta-Nya (Jilid 4, hlm. 225). Lalu bagaimana cara mengatasi beratnya beban itu? Allah mengajarkan untuk bertawakal, yakni menyerahkan hati sepenuhnya kepada-Nya setelah melakukan ikhtiar. Allah berfirman, “Barang siapa bertawakal kepada Allah, maka Allah akan mencukupkannya” (QS. At-Thalaq: 3). Ibnul Qayyim dalam Madarijus Salikin menjelaskan bahwa tawakal adalah kejujuran hati dalam menggantungkan seluruh urusan kepada Allah, baik dalam meraih manfaat maupun dalam menghindari mudarat (Jilid 2, hlm. 398). Tawakal bukanlah pasrah tanpa usaha, melainkan kerja keras yang dibarengi dengan keyakinan penuh bahwa apapun hasilnya, itulah yang terbaik menurut Allah. Di tengah rasa sakit karena patah hati, janganlah kamu mengukur nilai dirimu dari penilaian manusia. Rasulullah ﷺ bersabda, “Sesungguhnya Allah tidak melihat rupa dan hartamu, tetapi melihat hatimu dan amalmu” (HR. Muslim, no. 2564). Imam An-Nawawi dalam Syarh Shahih Muslim menjelaskan bahwa ukuran keutamaan manusia di sisi Allah adalah realitas hati dan amalannya, bukan tampilan luar yang semu (Jilid 16, hlm. 189). Maka, jangan pernah merasa rendah karena penolakan manusia. Nilaimu di sisi Allah jauh lebih mulia dibandingkan semua pandangan dunia. Ketahuilah juga bahwa Allah tidak membiarkan luka tanpa harapan. Allah berfirman, “Sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan” (QS. Al-Insyirah: 6). Imam Fakhruddin Ar-Razi dalam Tafsir Ar-Razi menjelaskan bahwa setiap satu kesulitan akan selalu diiringi minimal satu atau bahkan dua kemudahan (Jilid 31, hlm. 90). Maka yakinlah, patah hatimu hari ini adalah jalan menuju kemudahan dan kebaikan yang Allah telah persiapkan, bahkan lebih dari yang kau bayangkan. Akhirnya, dari semua luka, overthinking, dan rasa kehilangan itu, bangunlah cintamu kepada sesuatu yang lebih tinggi: cinta kepada Allah. Rasulullah ﷺ dalam hadis Qudsi menyampaikan bahwa seorang hamba yang terus mendekatkan diri kepada Allah dengan amalan-amalan sunnah akan dicintai oleh Allah (HR. Bukhari, no. 6502). Ibnu Rajab Al-Hanbali dalam Jami’ al-‘Ulum wal-Hikam menerangkan bahwa jalan untuk mendapatkan cinta Allah adalah dengan kesungguhan dalam amal wajib, lalu ditambah dengan amal sunnah hingga Allah mencintai hamba tersebut (hlm. 268). Ketika hatimu penuh dengan cinta Allah, cinta dunia yang rapuh tidak lagi melukaimu. Sebab hatimu telah kokoh berlabuh pada sandaran yang tidak pernah mengecewakan. Maka tenanglah, kuatkan imanmu. Allah selalu bersamamu. Pengajian yang berlangsung dengan khidmat ini dihadiri oleh ratusan jamaah, baik dari kalangan mahasiswa, dosen, maupun masyarakat umum. Para peserta tampak antusias menyimak setiap nasihat yang disampaikan, dan banyak yang merasa tercerahkan dengan pesan-pesan kehidupan yang diberikan KH. Mustain Nasoha. Kegiatan ini diharapkan mampu memperkuat semangat istiqomah dalam diri para peserta, serta menjadikan mereka insan-insan yang mulia di hadapan Allah dan bermanfaat bagi masyarakat sekitarnya.

KH. Mustain Nasoha, Pengasuh Ponpes Darul Qur’an Surakarta, Beri Pengajian Umum di Masjid Fadhlurrahman UMS Read More »

Pengasuh Ponpes Darul Qur’an Surakarta KH. Mustain Nasoha Jadi Pembicara di SMP Al Azhar Syifa Budi Surakarta

Surakarta, Jumat 25 April 2025 – Pimpinan dan Pengasuh Pondok Pesantren Darul Qur’an Surakarta, KH. A. M. Mustain Nasoha, MH. MA., AH., menjadi pembicara dalam acara pertemuan wali murid SMP Yayasan Al Azhar Syifa Budi Surakarta. Acara ini berlangsung di Masjid Hj. Diah Kusumasari Santosa, mengangkat tema besar “Menjadi Manusia Mulia dengan Istiqomah.” Kegiatan ini bertujuan mempererat hubungan antara sekolah dan orang tua siswa, sekaligus membekali peserta didik dengan nilai-nilai pendidikan berbasis Qur’ani. Dalam pemaparannya, KH. Mustain Nasoha mengingatkan pentingnya peran aktif orang tua dalam mendampingi anak-anak mereka, khususnya dalam membangun karakter Qur’ani yang istiqomah di tengah tantangan zaman. Dalam ceramah bertema “Menjadi Manusia Mulia dengan Istiqomah”, KH. A. M. Mustain Nasoha, MH., AH. menyampaikan bahwa untuk meraih kemuliaan hidup di dunia dan akhirat, seorang Muslim harus berpegang teguh pada beberapa prinsip utama. Pertama, pentingnya meninggalkan segala bentuk maksiat. Beliau mengutip hadits Rasulullah ﷺ yang berbunyi: “Tinggalkanlah yang haram niscaya engkau akan menjadi orang yang paling ahli ibadah” (HR. Ahmad, No. 21334; Al-Mundziri, At-Targhib wa At-Tarhib, Juz 3, hlm. 214). Dalam penjelasannya, KH. Mustain menegaskan bahwa meninggalkan maksiat adalah pintu utama untuk meraih kemuliaan di sisi Allah. Dengan menjauhi perbuatan yang dilarang, seseorang akan memperbaiki kualitas ibadahnya dan semakin dekat dengan Allah. Kedua, beliau mengingatkan pentingnya menjaga lisan dengan berbicara baik dan positif. Beliau mengutip sabda Nabi Muhammad ﷺ: “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata yang baik atau diam” (HR. Bukhari No. 6018; Muslim No. 47, dalam Shahih al-Bukhari dan Shahih Muslim). Ucapan yang baik bukan hanya cermin kesempurnaan iman, tetapi juga menjadi fondasi untuk membangun hubungan sosial yang sehat dan harmonis di tengah masyarakat. Ketiga, KH. Mustain mengingatkan hadirin untuk memuliakan orang tua dan mertua. Beliau membawakan hadits Nabi ﷺ: “Keridhaan Allah tergantung kepada keridhaan orang tua, dan kemurkaan Allah tergantung kepada kemurkaan orang tua” (HR. Tirmidzi No. 1899, dinyatakan hasan sahih dalam Sunan At-Tirmidzi). Menurut beliau, kemuliaan hidup seorang anak sangat erat kaitannya dengan bagaimana ia berbakti dan memuliakan kedua orang tuanya, termasuk mertua, yang juga merupakan bagian dari keluarga besar yang harus dihormati. Keempat, beliau menekankan pentingnya menjaga perasaan hati orang lain. Dalam Islam, seorang Muslim sejati adalah mereka yang tidak menyakiti sesama Muslim, baik dengan lisan maupun perbuatannya. KH. Mustain mengutip hadits: “Seorang Muslim adalah orang yang kaum Muslimin selamat dari lisan dan tangannya” (HR. Bukhari No. 10; Muslim No. 40, dalam Shahih al-Bukhari dan Shahih Muslim). Menjaga perasaan dan menghormati sesama adalah bentuk nyata dari akhlak mulia yang dicontohkan Rasulullah ﷺ. Kelima, beliau mengingatkan pentingnya mempersiapkan bekal untuk kehidupan akhirat. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: “Dan hendaklah setiap jiwa memperhatikan apa yang telah dia persiapkan untuk hari esok (akhirat)” (QS. Al-Hasyr: 18; Tafsir Al-Qurthubi, Juz 18, hlm. 182). KH. Mustain menegaskan bahwa amal shalih, ibadah yang tulus, dan kebaikan yang ikhlas adalah bekal sejati yang akan menyelamatkan manusia kelak di hari kiamat. Dengan penuh hikmah, KH. Mustain Nasoha mengajak para wali murid untuk menanamkan lima prinsip ini dalam kehidupan sehari-hari, baik di lingkungan keluarga maupun masyarakat luas. Menjadi manusia mulia dengan istiqomah bukan hanya cita-cita, melainkan tugas mulia yang harus diperjuangkan sepanjang hayat. Acara berlangsung penuh antusiasme dari para wali murid yang hadir. Dalam sesi diskusi, banyak pertanyaan dan gagasan tentang strategi mendidik anak di era digital sambil tetap menjaga nilai-nilai akhlakul karimah. Kegiatan ini diharapkan memperkuat komitmen bersama antara sekolah, orang tua, dan masyarakat dalam membentuk generasi Qur’ani yang berakhlak mulia, istiqomah, dan mampu menghadapi tantangan zaman dengan bekal iman dan ilmu.

Pengasuh Ponpes Darul Qur’an Surakarta KH. Mustain Nasoha Jadi Pembicara di SMP Al Azhar Syifa Budi Surakarta Read More »

Santri Hafizh 30 Juz

  Bismillah Walhamdulillah Mujahidah Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an Surakarta telah menyelesaikan setoran hafalannya 30 Juz, yaitu : Adhira Putri Ramadhani binti Bapak Mujahid dan Ibu Nurul Khotimah asal Boyolali kelas XI SMA Sains khatam pada Sabtu, 1 Maret 2025 Semoga Allah meridhoi hafalan kami, Allah mudahkan hafalan kami, Allah lancarkan hafalan kami, Allah kuatkan hafalan kami hingga bertemu Allah SWT yang merupakan kenikmatan yang tiada bandingannya. Menyematkan mahkota bagi orang tua kami kelak di surgaNya. Aamiin yaa Robbal ‘alamin 🤲🏻🤲🏻🤲🏻🤲🏻 بَارَكَ اللّهُ فيكم.. وَاﻟسّـلامےعليكمے ورحمـۃ اﻟلّہ وبركاتہ Jgn lupa follow, like & share For more information : Website : www.pesantrentahfizhdqs.id Instagram : dqsofficial Tiktok : dqs.official FB : DaarulQur’an Surakarta #banggaDQS #daarulquran #surakarta #daqu #santri #santriwati #santridaarulquran #santrikeren #karanganyar #colomadu #pesantren #pesantrenstory #pesantrenku #30juz

Santri Hafizh 30 Juz Read More »

Pendaftaran Santri Baru Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an Surakarta Tahun Ajaran 2025/2026

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an Surakarta dengan bangga membuka Pendaftaran Santri Baru Tahun Ajaran 2025/2026. Mari bergabung menjadi bagian dari generasi Qur’ani yang berprestasi, berakhlak mulia, dan mencintai Al-Qur’an.

Pendaftaran Santri Baru Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an Surakarta Tahun Ajaran 2025/2026 Read More »

Kunjungan Mabid MI Ta’mirul Islam ke Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an Surakarta

Dalam rangka memperluas wawasan keislaman, menanamkan nilai-nilai Al-Qur’an, dan meningkatkan kecintaan siswa terhadap hafalan Al-Qur’an, Madrasah Ibtidaiyah (MI) Ta’mirul Islam menyelenggarakan kegiatan kunjungan mabid (mabit dan silaturahmi) ke Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an Surakarta. Kegiatan ini akan diisi dengan berbagai program menarik, di antaranya: Silaturahmi dan Pengarahan Siswa MI Ta’mirul Islam akan diterima secara resmi oleh pengelola Pesantren Daarul Qur’an untuk mengenal lebih jauh program pendidikan tahfizh yang diterapkan di pesantren tersebut. Motivasi Menghafal Al-Qur’an Peserta akan mendapatkan tausiyah dan motivasi dari para asatidz dan penghafal Al-Qur’an, dengan tujuan membangkitkan semangat menghafal Al-Qur’an sejak dini. Praktik Kegiatan Tahfizh Siswa akan diajak untuk mengikuti program tahfizh bersama santri Pesantren Daarul Qur’an, sekaligus mempraktikkan teknik menghafal Al-Qur’an yang efektif. Mabit dan Refleksi Pada malam harinya, siswa akan melaksanakan mabit, yang diisi dengan qiyamul lail, tilawah, dan muhasabah untuk memperkuat hubungan spiritual mereka dengan Al-Qur’an. Tujuan Kegiatan: Memberikan pengalaman langsung kepada siswa mengenai kehidupan pesantren, khususnya dalam program hafalan Al-Qur’an. Membentuk karakter religius dan meningkatkan kecintaan siswa terhadap Al-Qur’an. Menjalin silaturahmi antara MI Ta’mirul Islam dan Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an Surakarta. Harapan: Semoga kegiatan ini dapat menjadi pengalaman berharga bagi siswa MI Ta’mirul Islam, menginspirasi mereka untuk terus bersemangat dalam belajar Al-Qur’an dan mengamalkan ajarannya dalam kehidupan sehari-hari.  

Kunjungan Mabid MI Ta’mirul Islam ke Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an Surakarta Read More »

Asesmen Sumatif Akhir Semester Gasal SMP dan Penilaian Sumatif Akhir Semester SMA Sains

Dok. Asesmen Sumatif Akhir Semester Gasal SMP dan Penilaian Sumatif Akhir Semester SMA Sains Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an Surakarta T.A. 2024/2025 Semoga Allah berikan kemudahan ketika mengerjakan..🤲🏻 ________________________________ Dibuka Penerimaan Santri Baru (PSB) Jenjang SMP dan SMA Sains TA. 2025/2026 +62 823-1307-4044 (Usth. Silmi) Gelombang Istimewa Free Biaya Pengembangan Pesantren (5 Jt) sampai dengan bulan Desember _______________________________ Pesantrennya Penghafal Al-Qur’an Berprestasi Mengasuh dengan Hati, Mendidik dengan Keteladanan Jgn lupa follow, like & share MEDSOS DQS Website : www.pesantrentahfizhdqs.id Instagram : dqsofficial Tiktok : dqs.official FB : DaarulQur’an Surakarta #banggaDQS #daarulquran #surakarta #daqu #santri #santriwati #santridaarulquran

Asesmen Sumatif Akhir Semester Gasal SMP dan Penilaian Sumatif Akhir Semester SMA Sains Read More »