Bagi santri tahfizh ujian hampir berjalan setiap hari. Setiap kali setoran hafalan baru adalah ujian. Bisa jadi satu ayat, dua ayat, satu halaman bahkan satu lembar. Bagi siswa madrasah reguler, setoran hafalan ayat mungkin hanya beberapa pertemuan saja dalam satu semester. Tidak seperti santri tahfizh, setiap hari harus menyiapkan setoran baru. Belum lagi harus mengulang (muraja’ah) hafalan yang sudah disetor. Setiap hari, semakin menambah hafalan semakin banyak ayat yang harus dijaga hafalannya.
Pekerjaan menghafal Al-Qur’an butuh ketekunan. Satu ayat bisa jadi dibaca puluhan kali untuk bisa dihafal. Tidak cukup itu, bacaan harus benar sesuai kaedah tajwid. Oleh karena itu penting bagi penghafal pemula, menguasai bacaan tajwid. Karena pekerjaan menghafal ini butuh kemandirian dalam membaca. Ada memang metode “talqin” yakni anak dituntun membaca, disuruh menirukan dari pengajar selanjutnya diulang-ulang.
BAGI ORANG TUA YANG MAU MENJADIKAN ANAKNYA PENGHAFAL AL QUR’AN BISA DI DAFTARAKAN DI PESANTREN TAHFIZH DAARUL QUR’AN SURAKARTA
KLIK LINK DI BAWAH INI DAFTAR