Daarul Qur'an Surakarta

KH. Mustain Nasoha, Pengasuh Ponpes Darul Qur’an Surakarta, Beri Pengajian Umum di Masjid Fadhlurrahman UMS

Pengasuh Pondok Pesantren Darul Qur’an Surakarta, KH. A. M. Mustain Nasoha, MH., AH., memberikan pengajian umum di Masjid Fahdulrohman Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) pada Sabtu, 26 April 2025. Kegiatan ini menjadi bagian dari program spesial kampus dalam memperkuat nilai-nilai keislaman dan memperdalam pemahaman mahasiswa serta civitas akademika terhadap pentingnya istiqomah dalam kehidupan.

Dalam tausiyahnya, KH. Mustain Nasoha membawakan tema Ketika hati terasa resah, dan pikiran penuh sesak oleh kekhawatiran serta bayang-bayang masa depan, ingatlah satu hal yang pasti: Allah selalu bersamamu.

  1. Mustain Nasoha mengatakan bahwa Allah berfirman dalam Al-Qur’an, “Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar” (QS. Al-Baqarah: 153). Imam Al-Qurthubi dalam Tafsir Al-Qurthubimenjelaskan bahwa kebersamaan Allah dalam ayat ini adalah kebersamaan yang khusus, yakni mengandung makna pertolongan, dukungan, dan bantuan-Nya, bukan sekadar pengetahuan-Nya terhadap makhluk (Jilid 2, hlm. 274). Maka, saat rasa takut dan overthinking menguasai, jangan biarkan dirimu merasa sendiri. Di setiap helaan nafasmu, di setiap keresahan yang tak mampu kau ungkapkan, ada Allah yang membersamai.

Allah pun mengajarkan obat bagi hati yang sesak: dzikir dan shalat. Allah berfirman, “Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenang” (QS. Ar-Ra’d: 28). Dalam Tafsir Ibn Katsir, beliau menegaskan bahwa hati manusia tidak akan pernah benar-benar tenteram dengan sesuatu selain mengingat Allah (Jilid 4, hlm. 460). Maka, jangan biarkan hatimu mencari ketenangan dalam dunia yang fana. Hentikan sejenak semua hiruk pikuk pikiran, sujudlah, berzikir, baca Al-Qur’an, dan rasakan bagaimana beban beratmu perlahan diangkat oleh-Nya.

Patah hati, meski terasa pedih, sejatinya adalah bagian dari ujian yang Allah berikan untuk menguatkan iman kita. Allah berfirman, “Dan sungguh Kami akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar” (QS. Al-Baqarah: 155). Imam Al-Ghazali dalam Ihya Ulumiddin menulis bahwa bala’ atau ujian adalah sunnah Allah terhadap hamba-hamba-Nya yang dicintai. Bila seseorang sabar dan ridha dalam menghadapi ujian itu, itu adalah tanda bahwa ia berada dalam cinta-Nya (Jilid 4, hlm. 225).

Lalu bagaimana cara mengatasi beratnya beban itu? Allah mengajarkan untuk bertawakal, yakni menyerahkan hati sepenuhnya kepada-Nya setelah melakukan ikhtiar. Allah berfirman, “Barang siapa bertawakal kepada Allah, maka Allah akan mencukupkannya” (QS. At-Thalaq: 3). Ibnul Qayyim dalam Madarijus Salikin menjelaskan bahwa tawakal adalah kejujuran hati dalam menggantungkan seluruh urusan kepada Allah, baik dalam meraih manfaat maupun dalam menghindari mudarat (Jilid 2, hlm. 398). Tawakal bukanlah pasrah tanpa usaha, melainkan kerja keras yang dibarengi dengan keyakinan penuh bahwa apapun hasilnya, itulah yang terbaik menurut Allah.

Di tengah rasa sakit karena patah hati, janganlah kamu mengukur nilai dirimu dari penilaian manusia. Rasulullah ﷺ bersabda, “Sesungguhnya Allah tidak melihat rupa dan hartamu, tetapi melihat hatimu dan amalmu” (HR. Muslim, no. 2564). Imam An-Nawawi dalam Syarh Shahih Muslim menjelaskan bahwa ukuran keutamaan manusia di sisi Allah adalah realitas hati dan amalannya, bukan tampilan luar yang semu (Jilid 16, hlm. 189). Maka, jangan pernah merasa rendah karena penolakan manusia. Nilaimu di sisi Allah jauh lebih mulia dibandingkan semua pandangan dunia.

Ketahuilah juga bahwa Allah tidak membiarkan luka tanpa harapan. Allah berfirman, “Sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan” (QS. Al-Insyirah: 6). Imam Fakhruddin Ar-Razi dalam Tafsir Ar-Razi menjelaskan bahwa setiap satu kesulitan akan selalu diiringi minimal satu atau bahkan dua kemudahan (Jilid 31, hlm. 90). Maka yakinlah, patah hatimu hari ini adalah jalan menuju kemudahan dan kebaikan yang Allah telah persiapkan, bahkan lebih dari yang kau bayangkan.

Akhirnya, dari semua luka, overthinking, dan rasa kehilangan itu, bangunlah cintamu kepada sesuatu yang lebih tinggi: cinta kepada Allah. Rasulullah ﷺ dalam hadis Qudsi menyampaikan bahwa seorang hamba yang terus mendekatkan diri kepada Allah dengan amalan-amalan sunnah akan dicintai oleh Allah (HR. Bukhari, no. 6502). Ibnu Rajab Al-Hanbali dalam Jami’ al-‘Ulum wal-Hikam menerangkan bahwa jalan untuk mendapatkan cinta Allah adalah dengan kesungguhan dalam amal wajib, lalu ditambah dengan amal sunnah hingga Allah mencintai hamba tersebut (hlm. 268).

Ketika hatimu penuh dengan cinta Allah, cinta dunia yang rapuh tidak lagi melukaimu. Sebab hatimu telah kokoh berlabuh pada sandaran yang tidak pernah mengecewakan.

Maka tenanglah, kuatkan imanmu. Allah selalu bersamamu.

Pengajian yang berlangsung dengan khidmat ini dihadiri oleh ratusan jamaah, baik dari kalangan mahasiswa, dosen, maupun masyarakat umum. Para peserta tampak antusias menyimak setiap nasihat yang disampaikan, dan banyak yang merasa tercerahkan dengan pesan-pesan kehidupan yang diberikan KH. Mustain Nasoha.

Kegiatan ini diharapkan mampu memperkuat semangat istiqomah dalam diri para peserta, serta menjadikan mereka insan-insan yang mulia di hadapan Allah dan bermanfaat bagi masyarakat sekitarnya.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *