Surakarta, Jumat 25 April 2025 – Pimpinan dan Pengasuh Pondok Pesantren Darul Qur’an Surakarta, KH. A. M. Mustain Nasoha, MH. MA., AH., menjadi pembicara dalam acara pertemuan wali murid SMP Yayasan Al Azhar Syifa Budi Surakarta. Acara ini berlangsung di Masjid Hj. Diah Kusumasari Santosa, mengangkat tema besar “Menjadi Manusia Mulia dengan Istiqomah.”
Kegiatan ini bertujuan mempererat hubungan antara sekolah dan orang tua siswa, sekaligus membekali peserta didik dengan nilai-nilai pendidikan berbasis Qur’ani. Dalam pemaparannya, KH. Mustain Nasoha mengingatkan pentingnya peran aktif orang tua dalam mendampingi anak-anak mereka, khususnya dalam membangun karakter Qur’ani yang istiqomah di tengah tantangan zaman.
Dalam ceramah bertema “Menjadi Manusia Mulia dengan Istiqomah”, KH. A. M. Mustain Nasoha, MH., AH. menyampaikan bahwa untuk meraih kemuliaan hidup di dunia dan akhirat, seorang Muslim harus berpegang teguh pada beberapa prinsip utama.
Pertama, pentingnya meninggalkan segala bentuk maksiat. Beliau mengutip hadits Rasulullah ﷺ yang berbunyi: “Tinggalkanlah yang haram niscaya engkau akan menjadi orang yang paling ahli ibadah” (HR. Ahmad, No. 21334; Al-Mundziri, At-Targhib wa At-Tarhib, Juz 3, hlm. 214). Dalam penjelasannya, KH. Mustain menegaskan bahwa meninggalkan maksiat adalah pintu utama untuk meraih kemuliaan di sisi Allah. Dengan menjauhi perbuatan yang dilarang, seseorang akan memperbaiki kualitas ibadahnya dan semakin dekat dengan Allah.
Kedua, beliau mengingatkan pentingnya menjaga lisan dengan berbicara baik dan positif. Beliau mengutip sabda Nabi Muhammad ﷺ: “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata yang baik atau diam” (HR. Bukhari No. 6018; Muslim No. 47, dalam Shahih al-Bukhari dan Shahih Muslim). Ucapan yang baik bukan hanya cermin kesempurnaan iman, tetapi juga menjadi fondasi untuk membangun hubungan sosial yang sehat dan harmonis di tengah masyarakat.
Ketiga, KH. Mustain mengingatkan hadirin untuk memuliakan orang tua dan mertua. Beliau membawakan hadits Nabi ﷺ: “Keridhaan Allah tergantung kepada keridhaan orang tua, dan kemurkaan Allah tergantung kepada kemurkaan orang tua” (HR. Tirmidzi No. 1899, dinyatakan hasan sahih dalam Sunan At-Tirmidzi). Menurut beliau, kemuliaan hidup seorang anak sangat erat kaitannya dengan bagaimana ia berbakti dan memuliakan kedua orang tuanya, termasuk mertua, yang juga merupakan bagian dari keluarga besar yang harus dihormati.
Keempat, beliau menekankan pentingnya menjaga perasaan hati orang lain. Dalam Islam, seorang Muslim sejati adalah mereka yang tidak menyakiti sesama Muslim, baik dengan lisan maupun perbuatannya. KH. Mustain mengutip hadits: “Seorang Muslim adalah orang yang kaum Muslimin selamat dari lisan dan tangannya” (HR. Bukhari No. 10; Muslim No. 40, dalam Shahih al-Bukhari dan Shahih Muslim). Menjaga perasaan dan menghormati sesama adalah bentuk nyata dari akhlak mulia yang dicontohkan Rasulullah ﷺ.
Kelima, beliau mengingatkan pentingnya mempersiapkan bekal untuk kehidupan akhirat. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: “Dan hendaklah setiap jiwa memperhatikan apa yang telah dia persiapkan untuk hari esok (akhirat)” (QS. Al-Hasyr: 18; Tafsir Al-Qurthubi, Juz 18, hlm. 182). KH. Mustain menegaskan bahwa amal shalih, ibadah yang tulus, dan kebaikan yang ikhlas adalah bekal sejati yang akan menyelamatkan manusia kelak di hari kiamat.
Dengan penuh hikmah, KH. Mustain Nasoha mengajak para wali murid untuk menanamkan lima prinsip ini dalam kehidupan sehari-hari, baik di lingkungan keluarga maupun masyarakat luas. Menjadi manusia mulia dengan istiqomah bukan hanya cita-cita, melainkan tugas mulia yang harus diperjuangkan sepanjang hayat.
Acara berlangsung penuh antusiasme dari para wali murid yang hadir. Dalam sesi diskusi, banyak pertanyaan dan gagasan tentang strategi mendidik anak di era digital sambil tetap menjaga nilai-nilai akhlakul karimah.
Kegiatan ini diharapkan memperkuat komitmen bersama antara sekolah, orang tua, dan masyarakat dalam membentuk generasi Qur’ani yang berakhlak mulia, istiqomah, dan mampu menghadapi tantangan zaman dengan bekal iman dan ilmu.