Daarul Qur'an Surakarta

Berita

Resmikan Gedung SMA Sains Daarul Qur’an, Dirjen Bimas Kemenag Yakin Indonesia Emas Bakal Terwujud

SUARAKARYA.ID:  Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam (Dirjen Bimas Islam) Kementerian Agama (Kemenag) Abu Rokhmad,  menyebut potensi Indonesia menjadi Indonesia Emas 2045 benar-benar berpotensi. Hal ini dikatakan Abu Rokhmad saat meresmikan Gedung SMA Sains Daarul Qur’an Karanganyar, Jawa Tengah, Kamis (24/9/2025). “Setiap kali menghadiri acara di pesantren atau lembaga pendidikan, kami merasa bahwa yang diharapkan Indonesia akan menjadi Indonesia Emas adalah nyata. Betul-betul berpotensi, jangan diubah menjadi Indonesia cemas,” kata Abu Rokhmad. Dia juga mengatakan melalui peran ustaz, kyai dan para alim ulama, siswa-siswa SMA Sains Daarul Qur’an diyakini bakal mewujudkan Indonesia Emas 2045. “Bersama -sama komponen bangsa mencapai Indonesia Emas,” katanya. Sementara itu Ketua Yayasan Daarul Qur’an Surakarta, Adib Ajiputra, mengatakan sekolah SMA Sains Daarul Qur’an tersebut pengajarannya sama seperti sekolah SMA lainnya, tetapi juga diutamakan pelajaran Al Qur’an, akidah termasuk pelajaran kitab-kitab yang juga menjadi referensi di pesantren. “Kita integrasikan pembelajaran pesantren masuk ke materi sekolah SMA. Meki belajar mulai jam 3 pagi sampai jam 10 malam . Tapi tidak ada masalah dan di sini Al Qur’an menjadi utama,” jelas Adib. Ke depan sekolah ini juga akan membuka kelas internasional dengan mendidik para siswa untuk bisa melanjutkan kuliah di luar negeri. Tidak hanya ke negara-negara di Timur Tengah tapi juga ke Amerika, Jepang, Korea dan lainnya. “Bisa kuliah ke luar negeri tetapi tetap ahli Al Qur’an,” ujarnya. Adib juga menyebut, di Yayasan Daarul Qur’an Surakarta yang sudah berusia 17 tahun itu menerima siswa dan santri yang berasal dari seluruh Indonesia dari Papua hingga Aceh. Yayasan ini telah memiliki pesantren dan sekolah mulai dari TK hingga SMA. Ke depam juga bakal dibangun perguruan tinggi.

Resmikan Gedung SMA Sains Daarul Qur’an, Dirjen Bimas Kemenag Yakin Indonesia Emas Bakal Terwujud Read More »

Kemenag Resmikan Gedung Baru SMA Sains Daarul Qur’an Karanganyar

KARANGANYAR, JOGLOSEMARNEWS.COM — Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Kementerian Agama (Dirjen Bimas Islam Kemenag), Prof Abu Rokhmad meresmikan gedung baru SMA Sains Daarul Qur’an (DQ) Karanganyar, Kamis, (25/9/2025). Peresmian gedung baru tersebut menambah fasilitas pendidikan di bawah naungan Yayasan Daarul Qur’an Surakarta (DQS) dimana sebelumnya trlah didirikan TK, SD, dan SMP, serta Pondok Pesantren Daarul Qur’an di kompleks yang sama. Dalam sambutannya, Rokhmad berharap SMA Sains DQ terus berkembang dan mampu mencetak generasi yang unggul. “Tidak hanya cerdas dalam sains tapi juga bermoral dan berakhlak,” imbuhnya. Menuju Indonesia Emas 2045, Abu Rokhmad meyakini bahwa potensi Indonesia Emas 2045 itu nyata. Ia melihat generasi muda Daarul Qur’an yang berpegang pada Al-Qur’an sebagai wujud optimisme tersebut. “Dilisannya ada Al-Qur’an. Kita jadi saksi bahwa di generasi kita ini, lewat para ustad, kiai, alim kita, betul-betul akan mewujudkan Indonesia Emas 2045,” tegasnya. Sementara itu, Ketua Yayasan DQS, HM Adib Ajiputra, menyampaikan rasa terima kasih atas kehadiran Dirjen Bimas Islam. Ia mengungkapkan, SMA Sains Daarul Qur’an dipersiapkan sebagai sekolah unggul dengan orientasi pendidikan untuk studi ke luar negeri. “Pihak yayasan bekerja sama dengan berbagai pihak untuk mendukung kualitas pendidikan, khususnya dalam penguasaan Bahasa Inggris dan IT sebagai bekal bagi para santri. Angkatan pertama sudah lulus, dan Alhamdulillah ada lima mahasiswa yang diterima di perguruan tinggi negeri lewat jalur prestasi,” bebernya. Fasilitas baru ini semakin melengkapi capaian SMA yang sudah mendapatkan Akreditasi A tersebut. Gedung yang diresmikan merupakan wakaf dari Bapak Mayjend TNI Purn Murjito. Prihatsari SUMBER

Kemenag Resmikan Gedung Baru SMA Sains Daarul Qur’an Karanganyar Read More »

SMA Sains Daarul Quran Karanganyar Tidak Hanya Tahfiz Al Quran. Orientasi Belajar Ke Jerman

VARTADIY.COM,KARANGANYAR-Ketua Yayasan Daarul Qur’an Surakarta (DQS) HM Adib Ajiputra mengungkapkan SMA Sains Daarul Qur’an Karanganyar tidak hanya dipersiapkan sebagai sekolah pendidikan keagamaan yang dikenal dengan program tahfiz (penghafalan Al-Qur’an) . “Namun juga ber orientasi mendidik generasi unggul bisa menimba ilmu kuliah ke luar negeri. Tidak hanya negara-negara Timur Tengah. Tapi juga Jerman, Eropa,” ujar Drs. H.M Adib Ajiputra, MM menjawab media usai peresmian gedung sekolah SMA Sains Daarul Qur’an yang lokasinya di Jalan Palem Raya No. 30, Sanggir Lor, Paulan, Kecamatan Colomadu, Kabupaten Karanganyar, Kamis 25 September 2025. SMA Sains Daarul Qur’an Karanganyar diakui Adib Ajiputra, memiliki kurikulum unik. Sekolah ini menggabungkan kurikulum pendidikan nasional dengan kurikulum Pondok Pesantren Daarul Qur’an. Sementara itu Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Kementerian Agama (Dirjen Bimas Islam Kemenag) Prof Dr H Abu Rokhmad saat meresmikan SMA Sains Daarul Qur’an Karanganyar mengatakan pihaknya memberi apresiasi terhadap SMA Sains Daarul Qur’an Karanganyar. Prof Dr H Abu Rokhmad yang juga  guru besar UIN Wali Songo mengatakan SMA Sains Daarul Qur’an Karanganyar diharapkan makin berkembang. “Mampu mencetak generasi yang unggul, tidak hanya cerdas dalam sains tapi juga bermoral dan berakhlak,” katanya Ketua Yayasan Daarul Qur’an Surakarta HM Adib Ajiputra berterima kasih pada Prof Dr H Abu Rokhmad. “Baru kali ini di Indonesia Dirjen Bimas Islam Kemenag meresmikan SMA. Sekali lagi, terima kasih Prof Abu Rokhmad,” kata Adib Ajiputra. Prof Dr H Abu Rokhmad mengatakan Tugas Bimbingan Masyarakat Islam (Bimas Islam) Kemenag adalah merumuskan dan melaksanakan kebijakan teknis di bidang bimbingan masyarakat Islam, yang mencakup pelayanan, bimbingan, pembinaan, serta pemberdayaan umat Islam, melalui urusan agama Islam, pembinaan syariah, kepenghuluan, penerangan agama, dan pemberdayaan zakat dan wakaf.Fungsi utamanya adalah penyiapan kebijakan, pelayanan, bimbingan teknis, pengelolaan sistem informasi, dan penyusunan laporan di bidang-bidang tersebut. Tugas Utama Bimas Islam: Merumuskan dan melaksanakan kebijakan: Merancang dan menjalankan kebijakan di bidang bimbingan masyarakat Islam sesuai peraturan perundang-undangan. Meresmikan SMA Sains dimasukkan dalam domain Pemberdayaan masyarakat: “Melakukan pemberdayaan umat melalui bidang zakat dan wakaf.”pungkasnya SUMBER

SMA Sains Daarul Quran Karanganyar Tidak Hanya Tahfiz Al Quran. Orientasi Belajar Ke Jerman Read More »

Dirjen Bimas Kemenag Resmikan Gedung Baru SMA Sains Daarul Qur’an Karanganyar

KARANGANYAR (Soloaja.co) – Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Kementerian Agama (Dirjen Bimas Islam Kemenag), Prof. Dr. H. Abu Rokhmad, meresmikan gedung baru SMA Sains Daarul Qur’an (DQ) Karanganyar pada Kamis (25/9/2025). Gedung baru ini menambah fasilitas pendidikan di bawah naungan Yayasan Daarul Qur’an Surakarta (DQS), yang kompleksnya sudah mencakup TK, SD, dan SMP, serta Pondok Pesantren Daarul Qur’an di wilayah Colomadu, Karanganyar. Dalam sambutannya, Dirjen Bimas Islam Kemenag, Prof. Abu Rokhmad, menyampaikan harapannya agar SMA Sains DQ terus berkembang dan mampu mencetak generasi yang unggul. “Mampu mencetak generasi yang unggul, tidak hanya cerdas dalam sains tapi juga bermoral dan berakhlak,” ujar Prof. Abu Rokhmad. Apresiasi dan Visi Pendidikan Global Ketua Yayasan DQS, HM Adib Ajiputra, menyampaikan SMA Sains Daarul Qur’an dipersiapkan sebagai sekolah unggul dengan orientasi pendidikan untuk studi ke luar negeri. Pihak yayasan bekerja sama dengan berbagai pihak untuk mendukung kualitas pendidikan, khususnya dalam penguasaan Bahasa Inggris dan IT sebagai bekal bagi para santri. “Angkatan pertama sudah lulus, dan Alhamdulillah ada lima mahasiswa yang diterima di perguruan tinggi negeri lewat jalur prestasi,” tambahnya. Fasilitas baru ini semakin melengkapi capaian SMA yang sudah mendapatkan Akreditasi A tersebut. Gedung yang diresmikan ini merupakan wakaf dari Bapak Mayjend TNI Purn. H. Murjito. Prof. Dr. H. Abu Rokhmad meyakini bahwa potensi Indonesia Emas 2045 itu nyata. Ia melihat generasi muda Daarul Qur’an yang berpegang pada Al-Qur’an sebagai wujud optimisme tersebut. “Dilisannya ada Al-Qur’an. Kita jadi saksi bahwa di generasi kita ini, lewat para ustad, kiai, alim kita, betul-betul akan mewujudkan Indonesia Emas 2045,” tegasnya. Ia berpesan agar cita-cita tersebut dicapai melalui kerukunan dan semangat untuk terus belajar, baik Al-Qur’an maupun teknologi, agar yayasan ini semakin maju dan membawa berkah. Yayasan Daarul Qur’an yang kini telah berusia 17 tahun dan memiliki cabang di Tasikmadu, Sukoharjo, Palur, dan Ngruki, mendatangkan santri dari seluruh penjuru Indonesia, dari Papua hingga Aceh, dan berencana terus mengembangkan sayap hingga jenjang perguruan tinggi

Dirjen Bimas Kemenag Resmikan Gedung Baru SMA Sains Daarul Qur’an Karanganyar Read More »

Dirjen Kemenag resmikan Gedung SMA Sains Daarul Qur’an Karanganyar

Karanganyar (ANTARA) – Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam (Dirjen Bimas Islam) Kementerian Agama (Kemenag) Abu Rokhmad meresmikan Gedung SMA Sains Daarul Qur’an Karanganyar, Jawa Tengah, Kamis. Pada kesempatan itu, ia memberikan apresiasi kepada santri di bawah Yayasan Daarul Qur’an Surakarta (DQS) karena ke depan akan menjadi generasi emas Indonesia. “Indonesia akan menjadi Indonesia Emas itu nyatanya ada potensinya. Betul-betul berpotensi sehingga jangan diubah menjadi Indonesia cemas,” katanya. Ia mengatakan melihat raut wajah para santri, terlihat adanya semangat untuk menjadi generasi unggul di masa depan. “Di lisannya ada Al-Qur’an. Kita jadi saksi bahwa di generasi kita ini, lewat para ustad, kiai, alim kita betul-betul akan mewujudkan Indonesia Emas 2045. Oleh karena itu, kita harus bersama-sama mencapai tujuan itu,” katanya. Ia juga mengingatkan cita-cita tersebut tidak mungkin bisa terealisasi jika tidak tercipta kerukunan antarmanusia. “Maka dimulai dari seperti ini menciptakan kerukunan dan persatuan. Harapan saya yayasan ini makin berkembang, makin maju, dan membawa berkah,” katanya. Ketua Yayasan DQS Adib Ajiputra mengatakan yayasan tersebut sudah berusia 17 tahun. Menurut dia, para santri berasal dari seluruh penjuru Indonesia. “Dari Papua sampai Aceh,” katanya. Ia mengatakan yayasan ini juga mendirikan pesantren mahasantri di mana dalam satu tahun para santri sudah mampu menghafal Al-Qur’an. “Ke depan kami juga akan mengembangkan hingga perguruan tinggi,” katanya.   Pewarta : Aris Wasita Editor: Immanuel Citra Senjaya COPYRIGHT © ANTARA 2025 SUMBER

Dirjen Kemenag resmikan Gedung SMA Sains Daarul Qur’an Karanganyar Read More »

Resmikan Gedung SMA Sains Daarul Qur’an Karanganyar, Ini Pesan Dirjen Bimas Islam Kemenag

KARANGANYAR,LOKAWARTA.COM-Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Kementerian Agama (Dirjen Bimas Islam Kemenag) Prof Dr H Abu Rokhmad meresmikan gedung sekolah SMA Sains Daarul Qur’an Karanganyar, Kamis (25/09/2025). Lokasi gedung SMA Sains Daarul Qur’an tersebut tak jauh dari TK, SD, SMP yang bernaung di bawah Yayasan Daarul Qur’an Surakarta (DAS) dan pondok pesantren Daarul Qur’an yang berlokasi di Colomadu Karanganyar. Hadir dalam kesempatan itu, Ketua Yayasan DQS HM Adib Ajiputra, Kepala SMA Sains Daarul Qur’an Karanganyar, Kepala Kemenag Kota Surakarta dan Kepala Kemenag Kabupaten Karanganyar, Kepala BAZNAS Kota Surakarta dan Kepala BAZNAS Kabupaten Karanganyar Keluarga Bapak/Ibu Mayjend TNI Purn. H. Murjito, dan tamu undangan lainnya. Dirjen Bimas Islam Kemenag berharap, SMA Sains Daarul Qur’an Karanganyar makin berkembang. “Dan mampu mencetak generasi yang unggul, tidak hanya cerdas dalam sains tapi juga bermoral dan berakhlak,” kata Prof Dr H Abu Rokhmad dalam sambutannyanya. Dalam sambutannya, Ketua Yayasan Daarul Qur’an Surakarta HM Adib Ajiputra berterima kasih pada Prof Dr H Abu Rokhmad. “Baru kali ini di Indonesia Dirjen Bimas Islam Kemenag meresmikan SMA. Sekali lagi, terima kasih Prof Abu Rokhmad,” kata Adib Ajiputra. Lebih lanjut Adib Ajiputra mengatakan, SMA Sains Daarul Qur’an Karanganyar dipersiapkan sebagai sekolah unggul / berkualitas dengan orientasi pendidikan ke luar negeri. Karena itu, pihak yayasan sebagai pengelola bekerja sama dengan berbagai pihak untuk mendukung kualitas SMA tersebut. SUMBER

Resmikan Gedung SMA Sains Daarul Qur’an Karanganyar, Ini Pesan Dirjen Bimas Islam Kemenag Read More »

Mustain Nasoha Pimpinan Ponpes Darul Qur’an Surakarta, Kupas Etos Kerja Islami Ala Rasulullah SAW di Ommaya Group Sukoharjo

Mustain Nasoha Pimpinan Ponpes Darul Qur’an Surakarta, Kupas Etos Kerja Islami Ala Rasulullah SAW di Ommaya Group Sukoharjo Solo, 10 September 2025 — KH. Ahmad Muhamad Mustain Nasoha, seorang ulama, akademisi, dan tokoh pendidikan terkemuka di Jawa Tengah, mengisi pengajian dengan tema Etos Kerja Islami: Etos Kerja Rasulullah SAW yang diselenggarakan oleh Ommaya Group di Bawadabasantren Darul Mustaqim, Soegoharjo. Kegiatan ini dihadiri oleh seluruh karyawan Ommaya Group beserta asatidz dan santri Pondok Pesantren Darul Mustaqim, menciptakan suasana pembelajaran yang interaktif, penuh antusiasme, dan motivasi. Kehadiran KH. Mustain diharapkan dapat menjadi sumber inspirasi bagi peserta untuk meneladani etos kerja Rasulullah SAW dalam kehidupan profesional maupun pendidikan. Dalam pengajian tersebut, KH. Mustain memaparkan sembilan prinsip utama etos kerja Rasulullah SAW, yang menjadi landasan moral dan profesional bagi setiap individu dalam mencapai keberhasilan dunia dan akhirat. Penjabaran prinsip-prinsip tersebut bersumber dari Al-Qur’an, Hadis, dan kitab-kitab ulama klasik, antara lain: Kejujuran (al-ṣidq) menjadi fondasi utama etos kerja. Rasulullah SAW menegakkan kebenaran dalam setiap keputusan, tindakan, dan tutur kata. KH. Mustain menekankan bahwa kejujuran bukan sekadar dalam laporan atau interaksi profesional, tetapi juga dalam niat dan sikap hati. Hal ini sesuai dengan sabda Nabi: “Sesungguhnya kejujuran menuntun kepada kebaikan, dan kebaikan menuntun ke surga” (HR. Bukhari dan Muslim). Dalam Al-Adab al-Mufrad karya Imam Bukhari (no. 112), kejujuran disebut sebagai inti akhlak yang mendatangkan keberkahan. Disiplin (al-intizām) merupakan cerminan tanggung jawab dan konsistensi. KH. Mustain menjelaskan bagaimana Rasulullah SAW membagi waktu antara ibadah, dakwah, keluarga, dan kehidupan sosial secara tertib. Dalam Ihya Ulumuddin karya Imam Al-Ghazali (Jilid 2, hlm. 45–47), ditekankan pentingnya manajemen waktu sebagai sarana menjaga kualitas amal dan produktivitas. Ketaatan kepada atasan (al-ta‘ah li-l-qiyādah) merupakan bagian dari akhlak profesional. Ketaatan ini tidak bersifat membabi buta, melainkan berpijak pada prinsip keadilan, integritas, dan etika kerja. Kitab Adab al-‘Āmil wa al-Muwazzaf karya Imam Ibn Muflih (hlm. 78–80) menegaskan bahwa seorang bawahan wajib menghormati pimpinan selama tidak memerintahkan hal yang bertentangan dengan syariat. Atasan memahami bawahan menekankan prinsip kepemimpinan Islami yang mengutamakan empati, komunikasi terbuka, dan kerja sama. KH. Mustain menekankan bahwa pimpinan yang adil mendorong terciptanya lingkungan kerja harmonis. Dalam Al-Khulafa’ al-Rashidun karya Imam Ibn Sa’ad (Vol. 3, hlm. 102), dicontohkan bagaimana Umar bin Khattab selalu berdialog dengan pegawai untuk memahami kesulitan mereka. Selalu ingin orang lain sukses (al-hamas li-najah al-ghayr). Rasulullah SAW mendorong keberhasilan sahabatnya, tidak hanya untuk dirinya sendiri. KH. Mustain menjelaskan bahwa prinsip ini penting untuk membangun tim yang solid. Dalam Riyadh al-Salihin karya Imam Nawawi (hlm. 205), saling mendorong kebaikan dan keberhasilan orang lain termasuk bagian dari akhlak mulia. Niat kerja karena memuliakan keluarga (niyyat al-‘amal li-izz al-‘a’ila). KH. Mustain menegaskan bahwa setiap pekerjaan seharusnya diniatkan untuk kebaikan diri, keluarga, dan masyarakat. Dalam Al-Minhaj al-Qawim fi Usul al-Hadith karya Imam Al-Suyuti (hlm. 56), niat yang ikhlas disebut sebagai inti dari setiap amal, termasuk pekerjaan. Cinta tanah air (al-hubb li-l-watan). Rasulullah SAW mengajarkan cinta terhadap masyarakat dan komunitas. KH. Mustain menjelaskan bahwa bekerja bukan hanya untuk kepentingan diri, tetapi juga untuk kemajuan masyarakat. Dalam Al-Adab al-Mufrad karya Imam Bukhari (no. 125), kontribusi individu terhadap kepentingan umum disebut sebagai bagian dari tanggung jawab sosial. Shalat berjamaah (al-ṣalat al-jama‘ah) menjadi simbol disiplin spiritual yang mendukung karakter profesional. KH. Mustain menekankan bahwa ibadah teratur membentuk integritas, disiplin, dan kesadaran sosial. Shalat berjamaah dalam Fiqh al-Sunnah karya Imam Sayyid Sabiq (Jilid 1, hlm. 112) disebut sebagai sarana memperkuat ukhuwah dan tanggung jawab sosial. Berebut minta maaf dan tersenyum (al-samah wa al-ibtisamah). KH. Mustain menekankan pentingnya menjaga hubungan harmonis melalui sikap rendah hati. Rasulullah SAW selalu menebar senyum dan memaafkan kesalahan orang lain. Dalam Al-Adab al-Mufrad karya Imam Bukhari (no. 273), senyum dan keramahan disebut sebagai sedekah yang membangun suasana kerja produktif dan penuh kasih sayang. Melalui paparan ini, KH. Ahmad Muhamad Mustain Nasoha mendorong seluruh peserta, baik karyawan Om Maya Group maupun asatidz dan santri Pondok Pesantren Darul Mustaqim, untuk meneladani etos kerja Rasulullah SAW. Beliau menekankan bahwa internalisasi nilai-nilai ini tidak hanya meningkatkan kualitas profesional, tetapi juga membentuk karakter Islami yang mulia, harmonis, dan bermanfaat bagi masyarakat. Mustain adalah tokoh yang memiliki kontribusi luas di bidang pendidikan, keagamaan, dan sosial. Beliau menjabat sebagai anggota Direktur Pusat Studi Konstitusi dan Hukum Islam, dosen di Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Mas Said Surakarta, pengasuh sekaligus pimpinan Pondok Pesantren Darul Quran. Pengalaman beliau dalam membimbing santri dan mendampingi komunitas Islami menjadikan setiap paparan kaya dengan kajian ilmiah dan pengalaman praktis. Acara pengajian ini juga menghadirkan sesi interaktif, di mana peserta berbagi pengalaman, mengajukan pertanyaan terkait implementasi etos kerja Islami dalam dunia profesional maupun pendidikan pesantren, serta mendiskusikan solusi menghadapi tantangan kerja. Kegiatan ini menegaskan bahwa penerapan nilai-nilai Rasulullah SAW relevan tidak hanya di lingkungan pesantren, tetapi juga dalam konteks modern dan dunia bisnis. Ahmad Muhamad Mustain Nasoha berharap seluruh peserta dapat menginternalisasi nilai-nilai ini sehingga menjadi individu yang produktif, berakhlak mulia, memiliki integritas tinggi, dan memberikan kontribusi positif bagi masyarakat dan bangsa.  

Mustain Nasoha Pimpinan Ponpes Darul Qur’an Surakarta, Kupas Etos Kerja Islami Ala Rasulullah SAW di Ommaya Group Sukoharjo Read More »

KH. Mustain Nasoha, Pimpinan Ponpes Daarul Quran Surakarta: Penjarahan dan Perusakan Demo Haram

Surakarta, 1 September 2025 — Menyusul meningkatnya aksi demonstrasi di sejumlah daerah yang berujung ricuh, bahkan memicu penjarahan dan perusakan fasilitas umum, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Surakarta memberikan sikap tegas. Pimpinan Dewan Asatidz Pondok Pesantren Daarul Quran Surakarta, KH. Ahmad Muhamad Mustain Nasoha, menegaskan bahwa segala bentuk tindakan anarkis tersebut tidak dapat dibenarkan secara syariat Islam dan hukumnya jelas haram. Dalam wawancara khusus yang digelar pada Senin (1/9), ulama muda yang juga dikenal sebagai akademisi hukum Islam ini menekankan bahwa Islam hadir untuk menjaga ketertiban, keamanan, serta melindungi harta dan jiwa masyarakat. “Segala bentuk perusakan, baik menyasar harta pribadi, fasilitas umum, maupun penjarahan yang kerap menyertai aksi kericuhan, sama sekali tidak memiliki dasar syar’i. Itu perbuatan yang haram dan bertentangan dengan maqāṣid al-sharī‘ah, khususnya ḥifẓ al-māl (menjaga harta) dan ḥifẓ al-nās (menjaga jiwa manusia),” tegasnya. Larangan Merusak Fasilitas Umum Mustain menuturkan, Al-Qur’an secara konsisten melarang umat manusia melakukan kerusakan di muka bumi. Ia mengutip firman Allah dalam QS. Al-Baqarah ayat 205 yang menggambarkan orang-orang yang gemar menimbulkan kerusakan dengan merusak tanam-tanaman dan keturunan. Demikian pula QS. Al-A‘raf ayat 56 yang menegaskan larangan membuat kerusakan setelah Allah memperbaiki bumi. “Pesan ini sangat jelas. Rasulullah ﷺ pun bersabda: lā ḍarar wa lā ḍirār – tidak boleh berbuat mudarat dan tidak boleh membalas mudarat dengan mudarat. Dalam kaidah fiqh ditegaskan: al-ḍarar yuzāl – setiap bentuk kerusakan wajib dihilangkan,” jelasnya. Pandangan ini, menurut KH. Mustain, didukung oleh para mufassir klasik. Imam al-Ṭabarī dalam Kitab Jāmi‘ al-Bayān menafsirkan bahwa istilah fasād mencakup segala bentuk perusakan, termasuk merusak harta benda masyarakat. Ibn Kathīr melalui Kitab Tafsīr al-Qur’ān al-‘Aẓīm menegaskan bahwa larangan kerusakan meliputi maksiat, perampokan, dan tindakan merusak fasilitas. Al-Qurṭubī dalam Kitab al-Jāmi‘ li Aḥkām al-Qur’ān bahkan menekankan, menyia-nyiakan harta orang lain termasuk perbuatan terlarang. “Ulama besar seperti Imam al-Ghazali dalam Kitab Iḥyā’ ‘Ulūm al-Dīn, Imam al-Syathibi dalam Kitab al-Muwāfaqāt, serta Ibnu Hajar al-Haitami dalam Kitab al-Zawājir ‘an Iqtirāf al-Kabā’ir sepakat bahwa merusak harta orang lain termasuk dosa besar. Itu bukan hanya pelanggaran sosial, tetapi juga melanggar ḥuqūq al-‘ibād atau hak-hak manusia,” terang KH. Mustain yang juga aktif sebagai dosen Ilmu Hukum di UIN Raden Mas Said Surakarta. Penjarahan Adalah Kezaliman Besar Selain perusakan, fenomena penjarahan yang kerap terjadi saat aksi massa juga mendapat sorotan tajam. KH. Mustain menyebut penjarahan sebagai bentuk kezaliman besar karena mengambil harta orang lain secara paksa. Ia mengutip QS. An-Nisa ayat 29: wa lā ta’kulū amwālakum bainakum bil-bāṭil – janganlah kalian saling memakan harta sesama dengan cara batil. “Hadits Rasulullah ﷺ sangat tegas: lā yaḥillu mālu imri’in muslimin illā biṭībi nafsin minhū – tidak halal harta seorang Muslim kecuali dengan kerelaannya. Jadi, tidak ada alasan apa pun yang bisa membenarkan penjarahan, apalagi dengan dalih aksi sosial atau demonstrasi,” ungkapnya. Dalam perspektif fiqh, menurut KH. Mustain, berlaku kaidah al-akl bil-bāṭil ḥarām – mengambil harta dengan cara batil hukumnya haram. “Bahkan, sesuatu yang haram tidak bisa berubah menjadi halal hanya karena niat atau kondisi tertentu. Kaidah fiqh menyebut: al-ḥarām lā yataḥawwal bil-niyyah,” tambahnya. Ia kemudian merujuk pada tafsir klasik. Imam al-Ṭabarī dalam Kitab Jāmi‘ al-Bayān menyebut bahwa pengambilan harta dengan paksa atau tipu daya termasuk jarīmah (tindak pidana). Ibn Kathīr dalam Kitab Tafsīr al-Qur’ān al-‘Aẓīm menegaskan bahwa merampas hak orang lain merupakan dosa besar. Sementara al-Qurṭubī dalam Kitab al-Jāmi‘ li Aḥkām al-Qur’ān menegaskan bahwa pengambilan harta tanpa izin, baik dengan kekerasan maupun tekanan, adalah bentuk kezaliman. “Ulama seperti Imam al-Ghazali, Imam al-Syathibi, dan Ibnu Hajar al-Haitami semuanya menegaskan hal yang sama. Penjarahan jelas dosa besar. Siapa pun yang melakukannya di tengah aksi demo, berarti telah menanggung dosa besar di sisi Allah,” tegas KH. Mustain. Menjaga Harta dan Keamanan adalah Amanah Lebih jauh, KH. Mustain mengingatkan bahwa dalam keadaan genting sekalipun, umat Islam justru memiliki kewajiban untuk menjaga keamanan lingkungan dan melindungi harta bersama. Ia mengutip QS. An-Nisa ayat 58: “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menunaikan amanat kepada yang berhak menerimanya…” “Menjaga keamanan dan harta adalah amanah. Jika ada yang membiarkan perusakan atau bahkan terlibat penjarahan, berarti ia telah berkhianat terhadap amanah Allah,” jelasnya. Hadits Nabi ﷺ juga menguatkan prinsip tersebut. Dalam riwayat Ahmad dan al-Baihaqi, disebutkan bahwa siapa saja yang dipercaya menjaga harta masyarakat maka ia adalah saksi atas amanah tersebut. Bahkan, Nabi menggambarkan umat Islam ibarat satu tubuh—jika salah satu bagian sakit, seluruh tubuh ikut merasakan penderitaan. “Artinya, perusakan dan penjarahan bukan hanya merugikan korban secara langsung, tetapi juga melukai masyarakat luas. Karena itu, menjaga keamanan adalah tanggung jawab kolektif (al-mas’ūliyyah al-jamā‘iyyah) seluruh warga, bukan hanya aparat,” papar KH. Mustain. Para mufassir dan fuqahā juga menekankan hal yang sama. Al-Ṭabarī dalam Kitab Jāmi‘ al-Bayān menyebut amanah mencakup harta dan keselamatan warga. Ibn Kathīr dalam Kitab Tafsīr al-Qur’ān al-‘Aẓīm menambahkan menjaga keamanan kampung hukumnya wajib. Al-Qurṭubī dalam Kitab al-Jāmi‘ li Aḥkām al-Qur’ān bahkan menegaskan bahwa pemimpin yang lalai dalam menjaga keamanan telah mengkhianati perintah Allah. “Imam al-Ghazali dalam Iḥyā’ menilai menjaga harta masyarakat adalah amal wajib (farḍ kifāyah). Al-Syathibi menegaskan dalam al-Muwāfaqāt bahwa perlindungan jiwa, harta, dan kehormatan termasuk tujuan utama syariat. Ibnu Hajar al-Haitami pun menyebut kelalaian menjaga keamanan sebagai dosa besar,” tegasnya. Seruan Menahan Diri dan Menjaga Perdamaian Menutup pernyataannya, KH. Mustain mengajak seluruh elemen masyarakat, terutama para penggerak aksi, untuk menahan diri dan tidak terprovokasi. Aspirasi, menurutnya, tetap boleh disampaikan, tetapi harus ditempuh melalui cara damai, dialogis, dan bermartabat. “Jangan sampai tujuan mulia untuk menyuarakan aspirasi justru rusak oleh tindakan segelintir oknum yang merusak fasilitas atau menjarah. Itu bukan hanya melanggar hukum negara, tetapi juga bertentangan dengan hukum Allah,” tegasnya. Mustain lalu menyerukan pesan damai: “Mari kita bersama-sama menjaga keamanan, menghormati hak orang lain, dan menyalurkan aspirasi secara beradab. Waṣ-ṣulḥu khair – perdamaian itu lebih baik. Semoga Allah senantiasa membimbing kita dalam menegakkan amanah dan menjaga harta serta jiwa masyarakat.”

KH. Mustain Nasoha, Pimpinan Ponpes Daarul Quran Surakarta: Penjarahan dan Perusakan Demo Haram Read More »

KH. Mustain Nasoha Sampaikan Khutbah Jumat dalam Bahasa Belanda: “Optimisme in de Islam: Sleutel tot Kracht en Vooruitgang”

Surakarta, 29 Agustus 2025 — Pondok Pesantren Darul Qur’an Surakarta mencatat sejarah baru pada Jumat (29/8). KH. Ahmad Muhamad Mustain Nasoha, pengasuh pesantren tersebut, menyampaikan khutbah Jumat sepenuhnya dalam bahasa Belanda dengan tema “Optimisme in de Islam: Sleutel tot Kracht en Vooruitgang” (Optimisme dalam Islam: Kunci Kekuatan dan Kemajuan). Setelah Kyai membaca rukun Khutbah dalam Bahasa Arab, kemudian Kyai Mustain Nasoha membaca isi khutbah atau nasehat dalam Bahasa Belanda. Dalam khutbahnya, KH. Mustain mengajak jamaah untuk merenungi pentingnya sikap optimis dalam kehidupan beragama dan bermasyarakat. Ia membuka dengan pernyataan tegas: “De geschiedenis van de islam laat ons zien dat succes altijd begint met optimisme en sterk vertrouwen. Vanaf het begin groeide de islam door hoop en vastberadenheid, niet door wanhoop of angst.” (Sejarah Islam menunjukkan kepada kita bahwa keberhasilan selalu dimulai dengan optimisme dan keyakinan yang kuat. Sejak awal, Islam tumbuh melalui harapan dan keteguhan, bukan dengan keputusasaan atau ketakutan). Mustain kemudian mencontohkan bagaimana Rasulullah SAW menanamkan optimisme kepada para sahabat dalam Perang Badar: “Kijk maar naar de Slag bij Badr. Toen stonden ongeveer 300 moslims tegenover duizenden vijanden uit Mekka… Maar de Profeet (vrede zij met hem) gaf de moslims moed en liet hen geloven in de hulp van Allah. Dat gevoel van optimisme werd de sleutel tot hun overwinning.” (Lihatlah Perang Badar. Saat itu sekitar 300 muslim berhadapan dengan ribuan musuh Quraisy. Namun Nabi SAW memberi semangat kepada para sahabat untuk yakin pada pertolongan Allah. Rasa optimisme itulah yang menjadi kunci kemenangan mereka). Mustain juga menyinggung keteladanan para nabi dalam menumbuhkan harapan. Ia menukil doa Nabi Yunus yang ditelan ikan besar, doa Nabi Zakaria yang optimis memohon keturunan di usia lanjut, serta keteguhan Nabi Ibrahim dan Nabi Nuh. “Dit alles laat zien: optimisme is een licht dat altijd in het hart van de gelovige moet blijven.” (Semua ini menunjukkan bahwa optimisme adalah cahaya yang selalu harus hidup di dalam hati seorang mukmin). Mengutip hadis qudsi dari riwayat Bukhari dan Muslim, KH. Mustain menegaskan pentingnya husnuzhan kepada Allah: “Allah zegt: Ik ben zoals Mijn dienaar over Mij denkt… Als hij naar Mij komt lopend, dan kom Ik naar hem rennend.” (Allah berfirman: Aku sesuai dengan persangkaan hamba-Ku kepada-Ku… Jika ia datang kepada-Ku berjalan, maka Aku akan mendatanginya dengan berlari). Mustain lalu menutup khutbahnya dengan penegasan bahwa seorang muslim tidak boleh berputus asa: “Wanhoop past niet bij een gelovige. Zoals Allah zegt in soera Al-Hijr, vers 56: ‘Waarlijk, niemand verliest de hoop op de genade van zijn Heer, behalve degenen die van het rechte pad zijn afgedwaald.’” (Keputusasaan tidak pantas bagi seorang mukmin. Sebagaimana firman Allah dalam QS. Al-Hijr: 56: ‘Tidak ada yang berputus asa dari rahmat Tuhannya kecuali orang-orang yang sesat’). Dengan penuh semangat, KH. Mustain mengajak jamaah untuk membawa optimisme itu ke dalam kehidupan sehari-hari: mendidik anak, bekerja mencari nafkah, hingga dalam kepemimpinan. “Optimisme geeft kracht om vooruit te gaan — optimisme memberikan kekuatan untuk melangkah maju,” pungkasnya. Usai khutbah, KH. Mustain Nasoha menyampaikan harapan agar para santri Ponpes Darul Qur’an Surakarta dapat mengambil teladan dari pesan optimisme sekaligus termotivasi untuk menguasai bahasa asing sebagai bekal dakwah di masa depan. “Khutbah dengan bahasa Belanda ini bukan sekadar simbol, tetapi pesan bagi santri bahwa Islam harus bisa disuarakan dengan bahasa dunia. Jangan takut untuk belajar, jangan pesimis menghadapi kesulitan. Justru dengan optimisme dan kesungguhan, kalian akan mampu membawa pesan Al-Qur’an dan Islam rahmatan lil-‘alamin ke berbagai penjuru,” ujar KH. Mustain. Beliau menegaskan, santri Darul Qur’an Surakarta diharapkan tidak hanya mendalami ilmu agama, tetapi juga berani membuka diri pada perkembangan global. “Saya ingin santri-santri di sini bisa tampil percaya diri, menguasai ilmu, menguasai bahasa, dan tetap berpegang pada akhlak Islam. Optimisme yang saya sampaikan dalam khutbah tadi, semoga menjadi ruh perjuangan kalian,” pungkasnya.

KH. Mustain Nasoha Sampaikan Khutbah Jumat dalam Bahasa Belanda: “Optimisme in de Islam: Sleutel tot Kracht en Vooruitgang” Read More »

PENGASUH DQS KH. MUSTAIN NASOHA: MUTHAWWIF SEBAIKNYA MENGUASAI EMPAT MAZHAB FIQIH HAJI DAN UMRAH

Surakarta, 9 Juli 2025 — Dalam upaya meningkatkan kualitas dan profesionalisme pelayanan ibadah Haji dan Umrah, PT Firdaus Mulia Abadi (FMA) menyelenggarakan Sertifikasi dan Pelatihan Muthawwif dan Tour Leader selama dua hari, Selasa dan Rabu, 8–9 Juli 2025, bertempat di Kusuma Sahid Prince Hotel, Kota Surakarta. Acara ini diikuti Muthawwif dan Tour Leader FMA seluruh Indonesia. Kegiatan ini bertujuan untuk memperkuat kompetensi keagamaan dan hard skill para calon muthawwif dan tour leader yang akan membimbing jamaah di Tanah Suci. Salah satu materi unggulan dalam pelatihan ini adalah Pembekalan Keagamaan oleh KH. Mustain Nasoha, Pengasuh Pondok Pesantren Darul Qur’an Surakarta. Dalam pemaparannya, KH. Mustain Nasoha menegaskan bahwa seorang muthawwif idealnya menguasai fiqih Haji dan Umrah dari keempat mazhab utama (Hanafi, Maliki, Syafi’i, dan Hanbali) agar mampu memberikan bimbingan yang solutif dan tepat sasaran bagi jamaah dari berbagai latar belakang. “Alhamdulillah, selain Fiqih dasar Haji dan Umroh, telah saya sampaikan 67 persoalan fiqih terkini seputar Haji dan Umrah, yang ditinjau dari sudut pandang empat mazhab dan dilengkapi dengan khilafiyah para ulama dalam setiap mazhab,” ujar KH. Mustain Nasoha di hadapan para peserta. Beberapa topik yang dibahas secara mendalam oleh Kyai antara lain: Hukum menyembelih damdi luar Tanah Haram (seperti di Indonesia) Hukum tawaf bagi perempuan yang sedang haidh Nafar Awal mulaipukul 00 malam 12 Dzulhijjah Shalat berjamaah di Masjidil Haram dari hotel( online ) Shalat berjamaah dengan posisi imam di belakang makmum Wukuf di Arafah yang tidak mengikuti tanggal resmi pemerintah Arab Saudi Dan lain sebagainya. Menurut KH. Ahmad Muhammad Mustain Nasoha, yang saat ini juga dipercaya sebagai Direktur Pusat Studi Konstitusi dan Hukum Islam Fakultas Syariah UIN Raden Mas Said Surakarta, terdapat tiga alasan mendasar yang menjadikan penguasaan fiqih empat mazhab sebagai kebutuhan esensial bagi setiap muthawwif dalam membimbing ibadah Haji dan Umrah. 1. Menghadapi Keragaman Latar Belakang Jamaah Setiap jamaah Haji dan Umrah datang dari berbagai negara dan daerah dengan tradisi keagamaan yang beragam. Sebagian mengikuti mazhab Syafi’i, lainnya mungkin berasal dari tradisi Hanafi, Maliki, atau Hanbali. Dengan menguasai fiqih empat mazhab, seorang muthawwif dapat memberikan bimbingan yang sesuai dengan keyakinan fiqih jamaah, tanpa memaksakan satu pendapat dan tetap menjaga kenyamanan serta kekhusyukan ibadah mereka. Sebagaimana nasehat Sayyidina Umar bin Khattab “تَفَقَّهُوا قَبْلَ أَنْ تُسَوَّدُوا” (Belajarlah fiqih sebelum kalian memimpin) Menjadi Solutif dalam Situasi Darurat dan Masalah Fiqih Lapangan Di Tanah Suci seringkali muncul kondisi darurat yang tidak ditemukan di buku panduan umum, seperti: haid saat akan tawaf, sakit saat wukuf, keterlambatan saat nafar awal, dsb. Dalam kondisi seperti itu, pemahaman terhadap pendapat-pendapat mazhab yang berbeda dapat menjadi solusi syar’i yang sah. Muthawwif yang hanya memahami satu mazhab akan mudah buntu, sedangkan yang menguasai empat mazhab akan lebih fleksibel dan siap memberi alternatif yang kuat secara dalil. Imam Ahmad bin Hanbal berkata: “من ضاق عليه الأمر فليأخذ بقول الإمام مالك” (Jika engkau kesulitan dalam masalah, ambillah pendapat Imam Malik). Menumbuhkan Sikap Toleransi dan Hilangnya Fanatisme Mazhab Belajar empat mazhab melatih muthawwif untuk melihat bahwa perbedaan dalam fiqih adalah rahmat, bukan konflik. Ini membentuk karakter pemimpin rombongan yang bijak, inklusif, dan tidak mudah menyalahkan jamaah hanya karena berbeda praktik. Sikap seperti ini sangat penting dalam memelihara harmoni dan ukhuwah di tengah jamaah yang terdiri dari latar belakang keilmuan yang beragam. Imam al-Qarafi (Maliki) berkata: “الاختلاف في الفروع ليس من باب التفرقة، بل من باب التوسعة.” Artinya : Perbedaan dalam masalah cabang fiqih bukanlah bentuk perpecahan, melainkan ruang keluasan dari Allah. Pelatihan ini diapresiasi tinggi oleh Direktur Utama PT Firdaus Mulia Abadi, Bapak Haji Tri Winarto, S.Si, yang turut hadir membuka kegiatan tersebut. Dalam sambutannya, beliau menyatakan: “Kami berkomitmen mencetak muthawwif yang tidak hanya paham teknis lapangan, tetapi juga memiliki kedalaman ilmu keagamaan yang representatif. Bekal pemahaman lintas mazhab adalah syarat mutlak agar bimbingan kepada jamaah tidak kaku dan penuh empati. Semoga pelatihan ini menjadi bagian dari ikhtiar kolektif kami dalam memuliakan tamu Allah.” Haji Tri Winarto juga berharap agar program ini menjadi model pelatihan nasional yang bisa diadopsi oleh biro perjalanan Haji dan Umrah lainnya di Indonesia. “Kami ingin menjadi pelopor pembinaan muthawwif berbasis ilmu dan adab. Ini bukan hanya soal pelayanan, tetapi juga dakwah dalam bentuk yang paling nyata,” tambahnya. Kegiatan ini diikuti oleh puluhan peserta dari berbagai cabang FMA di seluruh Indonesia dan diakhiri dengan uji kompetensi serta penyerahan sertifikat resmi. Semoga kegiatan ini membawa keberkahan dan mendorong peningkatan kualitas pelayanan ibadah umat Islam di Tanah Suci. Amin.  

PENGASUH DQS KH. MUSTAIN NASOHA: MUTHAWWIF SEBAIKNYA MENGUASAI EMPAT MAZHAB FIQIH HAJI DAN UMRAH Read More »